Sejarah Imlek Terlengkap - Asal Usul Imlek Hari Raya Cina Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru
Imlek. Kata Imlek (阴历 : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari
dialek Hokkian atau mandarinya yin li yang berarti kalender bulan.
Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan pada tanggal 1 hingga tanggal 15
pada bulan ke-1 penanggalan kalender China yang menggabungkan
perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau
astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan
tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa:
正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap
Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam
tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti “malam pergantian
tahun”
Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang.
Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang.
Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
SEJARAH IMLEK
Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih
belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1
semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa
Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan
kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu
ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang
ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi
Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10
pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han
menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang
MITOLOGI TAHUN BARU IMLEK
Berdasarkan cerita rakyat dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan
ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai
Nian yang berarti tahun dalam bahasa China. Makhluk Nian selalu muncul
pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan
ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.
Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga.
Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.
Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian.Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.
Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.
SEJARAH PENANGGALAN IMLEK
Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga.
Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.
Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian.Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.
Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.
SEJARAH PENANGGALAN IMLEK
- Huang Di
Dragon Latern Sistem kalender China mulai dikembangkan pada millenium ketiga sebelum
masehi, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Huáng Dì, yang
memerintah antara tahun 2698 SM – 2599 SM. Dan dikembangkan lagi oleh
penguasa legendaris keempat, Kaisar Yáo. Siklus 60 tahun (gānzhī atau
liùshí jiǎzǐ) mulai digunakan pada millennium kedua sebelum masehi.
Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman
Dinasti Zhōu dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama
satu tahun dimulai dekat dengan titik balik matahari pada musim dingin.
- Dinasti Qin
Kalender Sìfēn (empat triwulan), yang mulai diterapkan sekitar tahun 484
SM, adalah kalender China pertama yang memakai perhitungan lebih
akurat, menggunakan penanggalan matahari 365¼ hari, dengan siklus 19
tahun (235 bulan), yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai
Peredaran Metonic. Titik balik matahari musim dingin adalah bulan
pertamanya dan bulan gandanya disisipi mengikuti bulan ke 12. Pada tahun
256 SM, kalender ini mulai digunakan oleh negara Qín, kemudian
diterapkan di seluruh negeri Cina setelah Qín mengambil alih keseluruhan
negeri Cina dan menjadi Dinasti Qín. Kelender ini tetap digunakan
sepanjang separuh pertama Dinasti Hàn Barat.
- Dinasti Han
Kaisar Wǔ dari Dinasti Han Barat memperkenalkan reformasi kalender baru.
Kalender Tàichū (Permulaan Agung) pada tahun 104 SM mempunyai tahun
dengan titik balik matahari musim dingin pada bulan ke 12 dan menentukan
jumlah hari untuk penanggalan bulan (satu bulan 29 atau 30 hari) dan
bukan sesuai dengan prinsip terminologi matahari (yang secara
keseluruhan sama dengan tanda zodiak). Sebab gerakan matahari digunakan
untuk mengkalkulasi Jiéqì (ciri-ciri musim).
REALITAS MAKNA TAHUN BARU IMLEK
Terlepas apakah mitos itu benar atau tidak, yang pasti perayaan Imlek
merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina setelah
melewati musim dingin yang menusuk dan mensyukuri permulaan musim baru
penuh harapan yakni musim semi yang terjadi tiap tahunnya.
Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.
Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).
Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.
Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).
TAHUN BARU IMLEK DI INDONESIA
Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang
dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967,
rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang
segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.
No comments:
Post a Comment